Sabtu, 30 Januari 2010

30 January 2009

Lagi-lagi terlambat shalat subuh, jam sudah menunjukkan pukul 05.30 aku baru sadar dari tidurku sedangkan M*r*****h tengah membaca doa al-Ma’tsurat. Aku benar-benar dongkol, pasalnya bukan kali ini saja kudapati hal yang sepeti ini. Kenapa dia tidak membangunkanku?
Buru-buru aku mengambil air wudhu untuk shalat subuh. Setelah itu kembali ke kamar mengambil perlengkapan shalatku.
“Kenapa nggak membangunkanku M*r?” aku protes dengan nada jengkel
“Aku bangunkan berapa kali kok,” tukas M*r*****h.
Aku benar-benar jengkel. Dadaku sesak seperti tidak dapat bernafas, jiwaku diliputi kebencian. Aku tidak suka diriku yang seperti ini.
Aku berusaha konsentrasi sebelum akhirnya aku takbiratul ihram, tapi sulit sekali. Sedangkan jarum panjang jam dinding yang ada di kamarku telah mnunjuk angka 9, ya Rabb…bangaimana aku bisa khusyu sedangkan hatiku masih sulit kutata.
Kemudian aku beristigfar berkali-kali, tak terasa air matakukupun menetes tak bisa membendung rasa sakit hatiku, dan kuputuskan untuk segera menunaikan kewajibanku meski dengan perasaan tak tenang.
* * *
Aku susah dibangunkan. Memang. Untuk itu aku hubungi ustadzh R*****h minta izin supaya personel kamarku di tambah satu orang yang rajin yang bisa membantu kami (aku dan M*r) untuk bisa lebih bisa shalat tepat waktu. Ataupun memisahkan aku dan M*r dengan menggantinya dengan orang yang bisa membantu kami berdua. Dimataku ini baik, bukan saja untukku, aku tidak seegois itu, tetapi juga untuk M*r*****h. tentunya. Aku yakin, ia juga nggak enak terus membangunkanku tapi dasar akunya yang tidak bangun-bangun. M*r*****h. juga bukan orang yang rajin-rajin amat. Kalau aku yang minta terus dibangunkan, terus dia, siapa yang akan membangunkannya.
Ustadzah R*****h tidak merespon dengan baik
Aku sungguh-sungguh sangat kecewa padanya, ketika ia akhirnya membalas smsku
“Aslm. Saya lupa bilang masalah pindah kamar, sebaiknya ba’da ujian saja. Kalau masalah telat shalat bisa dilatih dengan kesadaran sendiri,”
Glek… :I

#Nasadar meka itu kodong,,, bukannya saya nda mau bangun tapi nda bangun memang. Hikz....

Kamis, 28 Januari 2010

28 January 2009

Ketika hendak melaksanakan shalat Magrib tadi, aku segera mengambil air wudhu agar bisa ikut takbiratul ihram bersama sang imam. Kamarku di lantai dua, mushallanya di lantai dasar. Saat menuruni tangga, aku berpikir bahwa aku harus hati-hati lewat sini karena ada paku di sebelah kanan yang sering mengait mukena kami anak asrama.
Tangga pertama dari atas, wah…nggak tersangkut. Akhirnya kuteruskan melenggang menuruni tangga dengan perasaan aman. Sedetik setelah itu…. Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku yang sudah terseloyor jatuh dari tangga karena ternyata sarung shalatku tersangkut pada sebuah paku kecil yang ada di sebelah kiri tangga.
Ya Allah, sakit…, teman-teman yang sudah qamat dan siap melaksanakan shalat dengan shaf yang rapi dan rapat sontak kaget dan melihat ke arahku. Uni menghampiriku dan hendak menolongku, tapi kutolak karena kurasa ia tidak bisa mengangkatku dan aku masih merasa kesakitan dan tidak bisa bergerak. Aku hanya tertawa karena merasa lucu bisa jatuh sekaligus menghilangkan kesan kesakitanku serta berusaha tidak membuat teman-teman cemas
“kakak tidak apa-apa?” Tanya Anna
Aku hanya tersenyum, dan menggeleng.
“teruskan saja shalatnya Uni, aku nggak apa-apa kok”
Dari sini, aku bisa menilai bentuk kepdulian saudari-saudariku padaku, siapa sebenarnya diantara mereka yang memang care ma aku…
Jazakumullahu akhwaty atas ukhuwahnya selama ini….
Jadi terharu nih…

Sabtu, 16 Januari 2010

Kawan

Meretas impian di taman surga
Kawan....temani aku
bersusah Aku meraih bintang
mari buat dunia tersenyum
kawan...bantu aku
mari kita letakkan pondasi peradaban
dengan bebatuan ukhuwah
Insya Allah...badai dan terik panas pun
tak kan sanggup merobohkannya
kawan...mari kita berlari
mengejar semua Asa
telah nyata kita jauh tertinggal dibelakang
tidak ada waktu lagi berleha-leha
kerja-kerja dan kerja
terus bermujahadah
sampai harapan itu berwujud nyata
dan dunia pun kan tersenyum bangga
kawan... kita adalah orang-orang pilihan
orang pilihan yang unggul dan kan jadi pahlawan
kita ini pahlawan
disaat yang lain tumbang, kita tetap tegap
Menyerah bukan bagian dari kita