Selasa, 16 Februari 2010

Jalan Para Syuhadaa’

Di pusat semesta, aku belajar tentang pahitnya dunia dan derasnya air mata. Namun aku disini senantiasa bertahan karena akhir ini semua adalah bahagia, canda dan tawa. Aku tak ingin mengorbankan bahagiaku hanya untuk dukaku kelak.
Ini adalah jalan yang telah Ia gariskan. Tentunya Ia yangpaling tahu. Semoga inilah jalan yang terbaik. Jalan yang senantiasa menuntunku untuk bertemu Rabb-ku. Jalan yang mengantarkanku ke haribaan-Nya. Dalam dekapan cinta-Nya
Tapi…entah mengapa, jalan ini penuh dengan liku. Jalan yang sukar lagi mendaki, jalan ini dipenuhi dengan onak duri. Beribu perih hadir disini. Mulai dari yang paling kecil sekalipun sampai yang sangat besar. Kenapa? Aku lama berpikir. Jangan sampai aku salah jalan. Namun bisakah aku bertahan tanpa uluran teman-teman?
Ya rabb…karuniakanlah seorang teman bagiku. Teman yang senantiasa hadir dalam perjuanganku. Biarkan kami saling menopang dan menyokong satu sama lainnya dalam menggapai indahnya Cinta-Mu. Ya Rabb….jangan biarkan aku kesepian, sendiri meniti jalan yang kau tunjuki ini. Jangan biarkan hatiku ciut dan dikerumuni godaan-godaan yang terus merayuku untuk berpaling dari jalan ini. Berilah aku kesabaran dalam meretasnya, kuatkanlah keimananku. Jangan pernah goyahkan keimananku. Aku yakin inilah jalan itu… jalan para Syuhadaa. Matikanlah aku dalam keadaan husnul khaatimah, bersama para Al-Abraar. Amin

2009

Senin, 01 Februari 2010

M I R I S

1 Februari 2009
 
Miris…, ya sungguh sangat miris. Ketika imam masjid bacaannya salah dan tak ada yang bisa membenarkan, kesalahnnya harus dilimpahkan kepada siapa?

Makmum? Atau imam itu sendiri?

Hari ini, ketika shalat isya berjama’ah di masjid, tiba-tiba saja imam lupa dengan bacaannya, kemudian beliau mengulangnya hingga beberapa kali tetapi tidak satupun dari makmum yang membenarkan atau meneruskan.