Rabu, 08 April 2009

Rihlah @ Barombong Beach

6-7 April 2008















Hari libur adalah waktu yang sangat tepat untuk istirahat, memulihkan kondisi tubuh dari kelelahan dan kejenuhan dari padatnya aktivitas. Istirahat yang bermanfaat bagi tubuh dan pikiran, bukan sekadar menghabiskan waktu tetapi mengisi waktu luang tersebut dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi jasmani dan ruhani kita.

Kami.... Akhawat Azhar Center memutuskan untuk rihlah usrah di Taman Rekreasi Barombong, Hari Senin-Ahad, 6-7 April 2008. Wah... kami akan mabit nih. berbagai perlengkapan telah kami siapkan. Mulai dari bahan makanan, minuman, pakaian untuk dua hari, sampai peralatan yang dibutuhkan seperti tikar, radio tape, lampu carger, dan sebagainya. Dan yang paling pentinga adalah menyiapkan kado atau hadiah untuk acara tukar kado nanti. Wah.... pasti seru... hihihih....
Selain itu, kami juga menyusun agenda pertunjukan seni dan kreativitas pada malam harinya. Ada drama, nasyid, taujih dalam bahasa Arab, dan lain-lain.

* * *

Ahad pagi, kami telah siap meluncur, lengkap dengan berbagai peralatan kami. Aku dan akhwat di Asrama 1 menunggu jemputan mobil untuk mengangkut barang-barang kami yang lumayan...wow buerat buangget... Akhirnya, mobilnya pun datang dan... Let's go....

Ada hal yang unik selama perjalanan, kami kesasar bo', hehehehe.....
ternyata, tak ada seorang pun di antara kami yang melijhat lokasinya, termasuk kakak pendamping (Kak Chia). So, kita melewati lokasinya sekitar 1 km. Gila... untungnya sekarang dah zaman modern, ada alat komunikasi canggih, HaPe. Dan juga setelah bingung tak temukan lokasi, kami pun bertanya pada masyarakat setempat

* * *

Akhirnya tiba juga di lokasi. Pukul 5 sore. Luar biasa indahnya menyaksikan sunset di pinggir pantai, warnanya merah saga bo'. Tapi sayang, kami tak sempat melihatnya terbenam, karena tertutup awan, hiks...hiks...hiks... kasihan deh.... :(

Menjelang Magrib, empunya rumah menjalankan aksinya sebagai instalater, memasang aliran listrik di rumah yang tak berdinding. wah... gawat...., apa disana nantinya kami nginap? di rumah dipasangi lampu itu? Hah...??? tak berdinding euy...
Padahal bayangan kami, rumahnya tak seperti itu. Pengalaman masa SMA dulu, ketika Bina Akrab ma Juniorku, bungalownya persis seperti Vila yang ada di pinggir pantai, bukan rumah tak berdinding seperti ini. wah...wah...wah.... pasti akan sangat dingin. Apalagi perlengkapan yang kami siapkan, bukan pada situasi yang kurang kondusif seperti itu.
Tapi.... bukan masalah besar, paling efeknya cuma masuk angin. Yang tidak kalah penting, tentunya akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Iya nggak? Iya dong...

Kami shalat Maghrib berjama'ah, setelah itu, dinner jama'i, istirahat sejenak menunggu waktu Isya. Ma'da Isya, kamipun mulai beraksi, memulai semua agenda yang telah disiapkan. Diantanya: Ceramah Bahasa Arab oleh Ukh Syifa, yang saya pahami, bicara tentang keikhlasan. Kemudian Nasyid yang dibawajkan oleh 4 gadis manis, hihihi...., Unhee, Radhiah, Khaerah, and Asneey, setelah itu ada drama yang bertema tentang kehidupan asrama. Yah, lumayanlah...., sepertinya pesan yang sangat ingin mereka sampaikan kepada pihak yayasan adalah tentang masakan Bunda yang membuat mereka semua kutang nyaman. Hm.......

Tiba di penghujung acara, inilah yang dinanti-nanti.... Acara Tukar Kado.
Kado kami bukan property elit nan megah, super expensive, tapi... hanya pernak-pernik kecil-kecilan murah meriah. he...he...he.... Bukan kadonya yang penting, tapi intinya adalah Ukhuwah yang berusaha jalin, karena Nabi SAW pernah bersabda "Tahaaduu, tahaabbuu" artinya "saling memberilah hadiah agar kalian saling menyayangi," :)

Siapa yang menerima kado dariku ya?
Setelah mengadakan penyisiran, ternyata Ukh Syifa. Gantungan kunci (aksesoris kesukaanku) yang bertuliskan janji ukhueah di dalamnya. kemudian juga selembar foto diriku, ukuran dompet, dan dibelakangnya kutuliskan dengan tinta merah, yang artinya cinta:
“ Semoga selalu ada air mata dalam setiap kekerasan hati.
Semoga selalu ada maaf ditiap kemarahan ataupun kekecewaan.
Semoga selalu ada semangat disetiap kebosanan.
Semoga selalu ada cinta diantara jalinan ukhuwah”
Rihlah Usrah
At barombong beach
6-7 April’08

Dan dari siapa kado yang ada di genggamanku? tak ada namanya, sebuah tempat pensil merah. Sweety banget. Tak ada yang tahu itu punya siapa, tapi bukan Dely kalau tidak bisa tahu, akhirnya ketahuan juga, dari Ukh Tati Tator... hiks...hiks...hiks... terharu, Jazakillahu ukhti....

Kembali ke Acara:
Turut hadir pula bersama kami Rektor STIS Azhar Center beserta istri dan jundi-jundinya, juga ada Ustadzah Wardah bersama 3 bidadari ciliknya. syang, mereka tidak berniat tuk mabit. ba'da selesainya agenda malam, mereka pun meninggalkan lokasi karena ada hajat lain, juga karena jagoannya yang kurang enak badan, sedangkan situasi kuran kondusif. mereka pun pulang semua. yang tersisa hanya Kak Chia dan keluarga yang senantiasa menjaga dan melindungi kami semua. tambahan 2 orang ikhwan cukup menjaga (Suami Kak Chia, Ust. Wahyu dan rekannya).

Waktu tidur pun tiba. sudah banyak dari teman-teman yang sudah tumbang. Sedangkan aku belum mau tidur. Tiba-tiba peristiwa "UNIK" pun dimulai.......
dari kejauhan aku melihat ada sosok yang semakin mendekati lokasi penginapan kami, hah….tanpa baju men, sueksi bo’. Aku belum terlalu yakin dengan penglihatanku, dan sosok itu semakin mendekat dan semakin nampak jelas bahwa memang dia tak berbaju. Wanita tak berbaju, astagfirullahal azhim. Pemandangan apa ini? Slebor, vulgar, horor. Kemudian perempuan itu berteriak meminta kain pada kami untuk menutupi tubuhnya, sontak teman-teman terbangun kaget dengan suara itu. Aku iba pada perempuan ini, ingin rasanya langsung menyelimutinya dengan sarung, sayang aku tidak punya sarung. Semuanya hanya diam terpaku, mungkin masih bingung harus melakukan apa, dan disaat yang sama, Husra yang ada di bawah rumah, yang paling dekat jaraknya dengan perempuan itu memberikan sweaternya dan perempuan itupun pergi lagi. Salut buat kamu Husra….
Suasana langsung riuh, disana-sini penuh komnetar-komentar yang samar-samar di telingaku, banyak prasangka dan curiga. Kemudian seseorang nyeletuk
“Kenapa kamu kasi sweater kamu sama orang itu?”
Astagfirullah, aku sama sekali tidak menyangka akan ada yang menyalahkan tindakan Husra yang menurutku itulah tindakan yang paling tepat dan semestinya kita lakukan semua. Aku kecewa ma orang itu. Husra pun membela diri
“dari pada dia telanjang” Yupz, betul, 100 untuk Husra, itu alasan yang paling logis.
Kemudian yang lain lagi nyeletuk, “dia itu datang minta tolong sama kalian karena dia menganggap kalian itu pada baik-baik dan pasti menolongnya,” wah… siapa itu? Orang itu dengan kata-katanya yang sangat bijaksana sanggup merubah paradigm akhawat sekalian. Pengertian sekali, sejak saat itu, sosok itu masuk dalam list Idolaku.
Belum lagi aman, tiba-tiba ada suara teriakan
“tolooong…..toooooolooonggg……,”
Kami terusik.

bersambung...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Nasehatnya, Jazakumullahu khair