Ustadz…
Aku
masih ingat begitu tawadhu dan merakyatnya dirimu. Siang itu setelah
mengajari kami, membangkitkan semangat juang kami, kau langsung berbaur
dengan masyarakat sekitar kampus. Menyalami mereka, duduk berdampingan
dengan mereka pada sebuah rumah ronda yang sudah lapuk kayunya dan kumuh
sekelilingnya. Begitu akrab. Akupun menarik kesimpulan, kau sedang
mengadakan prospek ataupun meminta tanggapan masyarakat akan usaha yang
tengah kau rintis, keberadaan kampus tercinta STAI Al-Azhar.
Ustadz…
Aku begitu bahagia, sampai akhirnya kuceritakan pada seorang akhwat tentang kebanggaanku punya ustadz yang ramah sepertimu.
“Pedekateji itu, sempat mau jadi caleg,”
Itu
tidak benar! Sama sekali tidak benar! Tiba-tiba saja tempramenku naik,
ingin rasanya kucakar-cakar wajahnya, aku tidak suka perkataan akhwat
itu. Seakan-akan yang kau lakukan adalah kampanye terselubung, ada U
dibalik B. Aku tidak habis pikir, kenapa akhwat itu suuzhan? Akupun
suuzhan padanya. Dia tidak menghargai kekagumanku padamu. Aku marah!
Setelah
beberapa bulan, dewan syuro pun telah menetapkan susunan caleg PKS. Aku
melihat namamu berada pada urutan 1 caleg PKS DPRD Provinsi. Kem,bali
teringat kata-kata akhwat itu, tapi aku yakin, yang kau lakukan tempo
hari bukan karena alasan ini. Ku tahu kau sangat tawadhu, kutahu
sebenarnya kau tak ingin jadi caleg. Jelas sekali ketika kau menolaknya
dan mengatakan bahwa kau seakan melacurkan dirimu ketika menyodorkan
diri dengan foto-foto untuk dipilih. Namun akhirnya kau pun menerimanya,
karena ini adalah keputusan syuro, perinsipmu seperti orang-orang
beriman terdahulu “sami’na wa atha’na.”
Ustadz…..
Ingin
rasanya aku menangis, seandainya saja semua caleg sepertimu. Dan
kejadian siang itu, aku yakin kau melakukannnya bukan karena kapasitas
sebgai seorang caleg, karena saat itu, syuro belum memutuskan para caleg
dari PKS.
Ustadz…
Kami
bangga padamu. Tak hentinya kami (mahasiswamu) mempersembahkan doa dan
perjuangan mengiringi kesuksesanmu. Karena kami tahu kau memang pantas
menjadi wakil rakyat. Never give up!
Bangkitlah bangsaku, Harapan itu masih ada!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Nasehatnya, Jazakumullahu khair