Sabtu, 15 Maret 2014

ATS-TSABAT (KETEGUHAN) - RUKUN BAI'AT KE-7

Menurut bahasa Ats-tsabat berasal dari kata tsabata – yatsbitu yang artinya tetap, ketetapan, teguh, keteguhan, stabil, kestabilan. Jadi ats-tsabat adalah istiqamah atas petunjuk, memegang teguh ketaqwaan, mengendalikan diri untuk menyusuri jalan kebaikan dan kebenaran, serta segera kembali dan bertobat disaat mengerjakan dosa atau condong kepada dunia.
Yang dikehendaki dengan ats-tsabat adalah bahwa hendaknya seorang al-akh senantiasa bekerja sebagai mujahid dalam memperjuangkan tujuannya, betapa pun jauh jangkauan dan lamanya waktu, sampai bertemu dengan Allah swt. Dalam keadaan seperti itu, ia akan mendapatkan salah satu dari dua kebaikan; (mencapai tujuan) hidup mulia atau mati syahid.
“Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada yang masih menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya.” (Al-Ahzab: 23)

Waktu bagi kita adalah sebagian dari solusi (al-waqtu minal ‘ilaj). Sedangkan jalan yang akan kita tempuh ini lama masanya, panjang tahapannya, dan banyak tantangannya. Namun, dialah satu-satunya jalan yang dapat mengantarkan pada tujuan  dengan janji imbalan kemuliaan dan pahala yang besar.
Itu semua karena sarana dakwah kita yang berjumlah enam macam membutuhkan kesiapan yang baik, penempatan waktu yang tepat, dan pelaksanaan yang cermat, dan semua itu berkaitan erat dengan wakru.
“dan mereka mengatakan, ‘Kapan itu(kemenangan kana terjadi)?’ Ktakanlah, ‘Mudah-mudahan hal itu dekat.” (Al-Isra’: 51)

Berbagai aspek keteguhan: 
1.       Teguh dalam memeluk agama Allah swt
Merupakan modal yang tidak akan ada kerugian dan wasiat orang-orang terdahulu.
“dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (Al-Baqarah: 132)
2.    Tetap komitmen terhadap agama Allah swt.
3.    Teguh dalam memegang prinsip Islam dan kuat dalam memegangn janji.

Pentingnya Keteguhan Hati
Keteguhan hati adalah sesuatu yang mulia dan agung. Ia hanya ada pada diri orang yang kokoh pendiriannya sehingga memberi pengaruh baik bagi orang di sekitarnya dan mendorong mereka menjadi penggerak (muharrik)
- Keteguhan hati menunjukkan kebenaran manhaj yang ditempuh dan mendorong timbulnya kepercayaan
Keteguhan hati adalah cermin bagi kepribadian seseorang dan ketenangan bagi orang di sekitarnya.
- Keteguhan hati adalah syarat menuju keagungan dan keluhuran dunia akhirat.
- Keteguhan hati merupakan jalan mencapai tujuan
Faktor-faktor penyebab kekalnya keteguhan
1.       Doa  (Ali Imran: 146-148)
2.       Tadabbur Al-Qur’an (Al-Furqan: 32)
3.       Berhubungan dengan Allah swt. secara baik (Yusuf: 64)
4.       Teladan peneguhan hati dari orang0orang shaleh terdahulu
5.       Bersahabat dengan orang0orang shaleh
6.       Tarbiyah yang benar
a.       Tarbiyah imaniyah
b.      Tarbiyah tsaqafiyah
c.       Tarbiyah amaliyah
d.      Tarbiyah dakwah
7.       Memperhatikan sirah orang-orang yang teguh pendirian
8.       Membaca sejarah dan sirah
9.       Percaya kepada pertolongan Allah swt.
1.       Komitmen (iltizam) terhadap Island an adab-adabnya sebagai jaminan keteguhan (tsabat)
-          Dorongan beramal shaleh dengan rutin meskipun sedikit
-          Dorongan unutk berbekal dengan amal kebajikanmenjaga diri saat mengalami future
-          Melakukan pengobatan jiwa dan raga serta tidak memberatkannya
-          Khawatir jatuh tersungkur dan su’ul khatimah

Faktor-faktor yang dapat meruntuhkan Tsabat
Berbagai penyakit hati:
1.       Rasa khawatir
2.       Ujub
3.       Putus asa
4.       Merasa lebih mulia
5.       Ambisi jabatan dan harta kekayaan
6.       Ambisi nafsu syahwat
7.       Cemburu dan dengki
8.       Melampaui batas dan berlebih-lebihan
 Berbagai penyakit tingkah laku:
1.       Memperlonggar dan mempermudah masalah dosa kecil
2.       Tergesa-gesa
3.       Banyak bergurau dan tidak ada keseriusan
Berbagai pengaruh dari luar:
1.       Fitnah, ujian dan cobaan
2.       Perselisihan dan bercerai-berainya kaum muslim
3.       Tekanan keluarga dan anak
4.       Menjadi zabib sebelum hasram
5.       Pengaruh negative dari sarana informasi musuh Islam
6.       Masyarakat yang rusak.