Sabtu, 23 Mei 2009

Suka dan Duka

-->
Dua sisi dalam kehidupan manusia, Suka dan Duka. Ibarat dua sisi keping uang logam. Dapat dibedakan namun tak mungkin dipisahkan. Sukacita dan dukacita pada dasarnya sama dalam adonan tawa dan air mata, yang satu di depan dan yang lain di belakang, keduanya datang silih berganti.
Namun, bila direnungkan dengan hati yang jujur, kita mestinya merasa beruntung, di dunia ini banyak persediaan duka dan air mata, karena tanpanya kita tidak akan pernah tahu bagaimana menghargai suka dan bahagia itu.
Sukacita adalah dukacita yang terbuka tutupnya, dari sumber yang sama, yang mengalirkan tawa dan air mata. Dan tak mungkin yang satu dapat mengeluarkan yang lain. Tak ada senyum dalam duka, yang ada uraian air mata. Dan bibirpun kan tersenyum dikala bahagia menyapa.
Semakin dalam duka lara menggores sukma, semakin mampu hati menampung tawa bahagia. Bukankah piring dan gelas dipanasi waktu pembuatannya? Bukankah gitar penghibur hati, pernah disakiti kala pembuatannya?
Ketika sukacita menguasai, bercerminlah dalam lubuk hati. Kita akan dapati goresan-goresan duka dan derita yang memberi bahagia. Apabila dukacita bertahta, tengoklah lubuk hati, disana ada guratan-guratan peristiwa yang akan kita syukuri.
Hidup berisi suka, bahagia, duka dan derita, beraduk dalam canda tawa dan air mata. Tinggal bagaimana kita manusia, menerima dan menafsirkan suatu peristiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Nasehatnya, Jazakumullahu khair